Anak Peduli Ibu, Ayah Merasa Disepelekan?
IBU adalah sosok orang yang paling dikagumi oleh anak-anaknya. Bahkan, rasa kagum ini lebih besar ia tunjukkan kepada ibunya daripada ayah. Mengapa hal ini bisa terjadi?Ada berbagai macam faktor yang membuat seorang anak lebih dekat dengan ibu daripada ayahnya. Salah satu hal yang tak bisa terlepas dari benak buah hati ialah kedekatan ibu kepadanya. Ya, ibu adalah orang yang paling peduli terhadap anak. Namun, bukan berarti ayah tidak peduli.
Seorang ibu akan selalu menyempatkan waktu untuk anaknya. Sehingga, ketika seorang ibu tidak ada di rumah, barang satu atau dua hari, anak pasti merasa kehilangan. Sedangkan jika ayah pergi selama berbulan-bulan untuk bekerja, sikap anak biasa saja. Inilah yang menyebabkan seorang ayah merasa disepelekan.
Mungkin bagi seorang ayah, menghadapi sikap anak seperti ini merasa kecewa. Bahkan tak sedikit seorang ayah yang semakin menghindari keluarganya akibat merasa tidak dianggap. Padahal, tidak demikian adanya.Seorang anak pun mengagumi sosok ayahnya. Sebab, dari ayahnya itulah ia masih bisa bertahan hidup, di mana kebutuhan sehari-hari, ia dapat penuhi dari ayahnya. Hanya saja, perjuangan seorang ibu tak bisa ia lupakan.
Pertarungan antara hidup dan mati, ibu lakukan demi melahirkan buah hati. Tak selesai dari situ, seorang ibu, rela terkuras waktu istirahatnya demi menjaga dan merawat buah hatinya. Maka, tak heran jika seorang anak lebih dekat dengan ibu, sebab ibulah yang memiliki waktu banyak untuk dekat dengannya.
Bahkan, Rasulullah SAW pun pernah berkata orang yang harus ditaati pertama kali ialah ibu. Dan hal ini berulang sebanyak tiga kali. Hingga kemudian ayah sebagai orang selanjutnya.
Jadi, apa yang dikatakan oleh Rasul benar adanya. Dan hal ini banyak terjadi dan dirasakan oleh kebanyakan keluarga.
Di mana anak lebih dekat dengan ibu daripada ayahnya. Namun, bagi Anda, seorang ayah, tak perlu bersedih hati. Sebab, disepelekan itu hanya perasaan Anda saja. Boleh jadi, anak mengekspresikan rasa sayangnya kepada Anda dengan cara yang berbeda. Misalnya, selalu membicarakan kehebatan Anda kepada teman-temannya.
Referensi: Ada Anak Bertanya pada Ibunya/Karya: Prof. Dr. Abu Su’ud/Penerbit: Pustaka Adnan