Apa Itu Keadilan? (Bagian - 1)

SULIT, sangat sulit zaman modern yang semuanya dapat tergantikan oleh uang (harta) dan segelintir jabatan (tahta) untuk mencari sosok keadilan. Semuanya hanya sebatas uang dan segala kebutuhan duniawi saja.

Misalnya, disebuah persidangan bukanlah ada seorang hakim, jaksa, dan semua pejabat hukum, bukanlah mereka ialah sosok keadilan di zaman teknologi kini? Jawabannya, bisa jadi ‘ya’ atau ‘tidak’.

Sebab, kalo dikatakan ‘ya’ mengapa masih ada para pejabat hukum yang masih dihukum. Jika jawabannya ‘tidak’, lantas siapa yang akan memberi balas bagi para pelaku “kejahatan” di dunia ini. Zaman dewasa ini sangat membutuhkan sosok keadilan. Lantas, keadilan itu apa?  Keadilan merupakan tuntutan akal dan juga syariat. Keadilan adalah tidak berlebihan-lebihan, tidak melampui batas, tidak memboros-boroskan, dan tidak menghambur-hamburkan.

Maka, barangsiapa menginginkan kebahagiaan, ia harus senantiasa mengendalikan setiap perasaan dan keinginannya. Dan ia harus pula mampu bersikap adil dalam kerelaan dan kemurkaannya, dan juga adil dalam kegembiraan dan kesedihannya.

Betapapun, tindakan berlebihan dan melampui batas dalam menyikapi segala peristiwa merupakan wujud kezaliman kita terhadap diri kita sendiri. Dubai, betapa bagusnya keadilan itu! Betapa tidak, syariah senantiasa ditetapkan dengan prinsip keadilan.

Demikian pula dengan kehidupan ini: ia pun berjalan sesuai dengan konsep keadilan pula. Manusia yang paling sengsara adalah dia yang menjalani kehidupan ini dengan hanya mengikuti hawa nafsu dan menuruti setiap dorongan emosi serta keinginan hatinya.

Pada kondisi yang demikian itu, manusia akan merasa setiap peristiwa menjadi sedemikian berat dan sangat membebani, seluruh sudut kehidupan ini menjadi semakin gelap gulita, dan kebencian, kedengkian serta dendam kesumat pun mudah bergolak di dalam hatinya.

Dan akibatnya, semua itu membuat seseorang hidup dalam dunia khayalan dan ilusi. Ia akan memandang setiap hal di dunia ini musuhnya, ia menjadi mudah curiga dan merasa setiap orang di sekelilingnya sedang berusaha menyingkirkan dirinya, dan ia akan selalu dibayangi rasa was-was dan kekhawatiran bahwa dunia ini setiap saat akan merenggut kebabagiannya.

Demikianlah, maka orang seperti itu senantiasa hidup di bawah naungan awan hitam kecemasan, kegelisahan dan kegundahan.

Menyebarkan desas-desus yang dapat menggelisahkan orang lain sangat dilarang oleh syariat dan termasuk tindakan murahan. Dan itu, hanya akan dilakukan oleh orang-orang yang miskin nilai-nilai moral dan jauh dari ajaran-ajaran ketuhanan. Begitulah, maka“Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras itu ditujukan kepada mereka.Mereka itulah musuh (yang sebenarnya),” (QS. Al-Munafiqun: 4)

Dudukkanlah hati Anda pada kursinya, niscaya kebanyakan hal yang dikhawatirkannya tak akan pernah terjadi. Dan sebelum sesuatu yang Anda cemaskan itu benar-benar terjadi, perkirakan saja apa yang paling buruk darinya.

Kemudian, persiapkan diri Anda untuk menghadapinya dengan tenang. Dengan begitu, Anda akan dapat menghindari semua bayangan-bayangan menakutkan yang acapkali sudah mencabik-cabik hati sebelum benar-benar terjadi.


BERSAMBUNG

Related

Islamipedia 8200076992826111818

Facebook

Hot in week

Comments

Jadwal Shalat


jadwal-sholat

VIDEO

Video : Kajian Akhir Zaman

item