Hati-hati, Jabat Tangan dan Berjalan, Simbol Lain Ikhtilat?
NAMANYA juga manusia, so pasti melakukan aktivitas setiap harinya. Ya nggak laki-laki atawa perempuan. Aktivitas itu sendiri beraneka ragam. Sekolah, kuliah, bekerja, bermain, dan lainnya lagi silakan aja tambah sendiri, yang kebanyakan dilakukan bersamaan oleh laki-laki dan perempuan. Maklum, negara seribu bebas kayak Indonesia. Emang sih, sebagian ada yang dilakukan secara terpisah., tapi keciiil banget jumlahnya.
Nah, akibat dari dilaksanakan aktivitas secara bersamaan antara laki-laki dan perempuan itu, maka akan terjadi suatu penyampuran dua mahluk tersebut. Kita tau, hal itu disebut dengan nama ikhtilat.
Ikhtilat emang nggak bisa lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Kita emang boleh—dan pasti deh!—menyebut bahwa ikhtilat ini udah jadi sesuatu yang teramat biasa di sekitar kita. Betul. Tapi apakah dengan kebiasaan ini, ikhtilat dapat dikatain bener?Kita tau banget kalo yang namanya ikhtilat adalah percampuran yang bukan muhrim.
Kalo muhrim namanya sih rumah tangga, hi hi hi… Dan emang sih ikhtilat ini karena terjadi terjadi setiap hari di aman aja, dan karena kita lebih banyak tinggal di sekolah, ya kayaknya ada yang menarik kalo kita amati ikhtilat di seputar sekolah kita.
Di sekolah, sering kita liat kalo pergaulan anatar perempuan dan laki-laki kayaknya udah nggak ada jarak. Walaupun masih dalam keadaan yang wajar, seperti duduk bareng, jalan bareng dan sebagainya, tetapi hal itu bagaimanapun nggak bener. Sebab, baik dalam Alquran ataupun di dalam hadist Rasulullah saw terdapat keterangan yang menyatakan bahwa laki-laki dan perempuan harus ada jarak dalam pergaulan.
Satu hal yang paling menonjol dalam masalah ikhtilat ini adalah berjabat tangan. Kayaknya kesannya akrab gitu deh kalo ketika ketemu dengan temen berjabat tangan sambil mengucap salam. Tapi urusannya jadi “kafiran” kalo dengan lawan jenis. Mengenai berjabat tangan pada zaman Rasulullah saw dulu, ketika orang hendak masuk Islam ada acara berbaiat terhadap beliau. Dan hal ini dilakukan dengan berjabat tangan.
Suatu hari ada seorang wanita yang akan masuk Islam dan otomatis musti juga berbaiat. Tetapi ketika tuh wanita mo nyodorin tangannya hendak bersalaman, Rasulullah menolaknya dengan halus. Nah, berdasar pada riwayat, para ulama berpendapat bahwa berjabat tangan antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim itu dilarang. Artinya ya haram gitu, bro.
Ada satu lagi yang perlu diperhatikan. Yaitu ketika berjalan berbarengan antara laki-laki dan perempuan. Maka yang laki-laki mutlak musti kudu harus berjalan di depan si perempuan. Kenapa emang? Sebab, jika di belakang dapat merusak pikiran sehat (he he he, dramatis abis!). Umar bin Khattab pernah berkata, “Lebih baik aku berjalan di belakang singa daripada aku berjalan di belakang wanita!” Walopun tentu aja kita pasti takut berjalan di belakang singa, tetapi emang wanita zaman sekarang, dandanannya itu euy! Toh, walopun misalnya seorang akhwat atawa aktivis, tetep aja akan ada efek “depan”-nya. Ups, afwan he he he….Pernyataan di atas, temen, jangan diartikan bahwa bila ketemu dengan wanita lagnsung pake jurus langkah seribu alias ngacir. Tetapi maksudnya adalah kita harus menjaga agar nggak timbul pikiran-pikiran yang horor dan kotor. Pikiran-pikiran kotor apa sih? Yang itu kita semua juga udah pasti tau.
Jadi jangan deh kita coba-coba, karena Allah swt sendiri udah ngingetin gitu lho: “Dan janganlah kamu mendekati zina!” Dari Q.S. Alisra:32. Keras, man!