Ketika Seorang Ateis “Ditenggelamkan” oleh Sebuah Perahu

Seorang Ateis mendatangi ulama Muslim di sebuah negeri untuk mengajaknya berdebat. Tak tanggung-tanggung, ia mengundang seluruh penduduk negeri untuk menyaksikan debat itu. Ia sangat yakin bahwa dirinya akan menang melawan sang ulama. Maka, waktu dan tempat pun disepakati.

Setelah beberapa hari, tiba saatnya untuk berdebat. Si Ateis datang lebih awal. Bahkan lebih cepat dari waktu yang dijadwalkan. Seluruh penduduk negeri pun juga telah berkumpul.Namun, sang ulama tak kunjung datang. Dalam hati, si Ateis sudah merasa di atas angin. Ia berfikir bahwa ulama itu takut untuk bertemu dengannya. Sampai-sampai ia berkoar kepada seluruh hadirin. “Mana ini, mana ulama yang dibangga-banggakan itu. Ke mana dia gak datang-datang?” serunya.

Setelah beberapa saat menanti, ulama itu pun datang dengan tenang. Sebelum mulai perdebatan, ia meminta maaf atas keterlambatan dan mengungkapkan alasannya.

“Saat hendak datang ke tempat ini, aku tidak mendapati satu perahu pun untuk menyeberangi sungai. Padahal, jalan satu-satunya untuk datang ke sini adalah dengan melewatinya.” ujarnya.“

Aku pun menunggu beberapa saat di pinggir sungai, berharap ada orang yang lewat dengan perahu dan bisa aku tumpangi,” lanjutnya.“Tiba-tiba, aku melihat di sungai ada beberapa potong kayu hanyut. Tak disangka, kayu-kayu itu dengan cepat saling menyatu dan membentuk sebuah perahu. Tak hanya itu, perahu itu kemudian langsung mendekat kepadaku.” ungkapnya.“

Dari situlah aku bisa menyeberangi sungai dan akhirnya bisa sampai ke sini,” jelas ulama Muslim itu.

Mendengar penuturannya, si Ateis mengerenyitkan dahi tanda tidak percaya. “Sesungguhnya manusia ini gila. Bagaimana mungkin potongan-potongan kayu dapat bersatu dengan sendirinya membentuk sebuah perahu. Bagaimana mungkin ia bergerak tanpa ada yang menggerakkan,” ujarnya di hadapan khalayak.

Sang ulama itu pun hanya menanggapinya dengan tersenyum. Setelah itu dengan tegas ia berkata kepadanya, “Nah… Engkau tahu kan kalau hal itu mustahil.

Lantas, bagaimana dengan kepercayaanmu itu, yang mengatakan bahwa alam semesta ini tanpa Sang Pencipta.”

“Bagaimana mungkin alam semesta yang jauh lebih besar dari sebuah perahu ini dapat berdiri sendiri dan berjalan teratur tanpa ada yang mengatur? Bukankah itu lebih mustahil?” tanyanya.

Si Ateis langsung terhenyak. Ia justru termakan dengan kata-katanya sendiri. Sebelum masuk ke ring perdebatan, sang ulama telah mengalahkan si Ateis di luar ring. Sungguh, amat beruntunglah orang-orang yang berilmu, dan menjadi hinalah orang-orang yang tidak berfikir dengan akalnya tentang kekuasaan Rabb semesta alam.


Sumber: Lakii.Com
Penulis: M. Rudy

Related

Pintu Kisah 4729633624466921202

Facebook

Hot in week

Comments

Jadwal Shalat


jadwal-sholat

VIDEO

Video : Kajian Akhir Zaman

item