Terorisme: Pemikiran Radikal dengan Pemahaman Dangkal

DI tengah hiruk pikuknya problematika, Indonesia kini kembali dihantam oleh serangan bom yang disinyalir dilakukan oleh teroris yang mengatasnamakan ideologi Islam dengan tujuan sebuah pengabdian pada Tuhan yang motifnya atas nama Jihad Fi Sabilillah. Tentu ini dapat dikatakan sebagai sebuah pemikiran tentang Islam yang radikal namun dengan pemahaman yang dangkal.

Islam yang lahir dengan misi sucinya menjadi agama yang Rahmatan Lil’alamin yang diperuntukan bagi semua golongan tanpa memandang ras, suku bangsa, ataupun yang lainnya kini tercederai oleh permainan politik yang disebabkan oleh pemahaman islam yang dangkal yang memaksa untuk bertindak tegas pada sistem politik yang terjadi tanpa memahami realitas yang ada.

Kehidupan dunia dipenuhi dengan begitu banyak godaan dan tipu daya yang dapat melepaskan seseorang dari agamanya baik secara sadar ataupun tidak. Mengapa? Karena pada dasarnya agama itu sendiri memiliki esensi kepatuhan dan ibadah mengandung arti penghambaan kepada Allah. Kecintaan manusia kepada materi mengalahkan cintanya kepada Allah.

Di sini lah pentingnya Jihad bukan hanya menyadarkan kembali hakikat penghambaan namun juga menjadi tiang tegaknya peradaban manusia sesuai kaidah-kaidah yang diridhoi oleh Allah SWT. Dengan Jihad akan ada semangat perubahan menuju perbaikan.Namun, banyak persepsi orang yang keliru bahwa terorisme itu adalah bagian dari jihad. Padahal jihad dan terorisme itu memiliki makna yang berbeda. Terorisme timbul karena permasalahan yang bersifat duniawi, sedangkan jihad lebih mengarah kepada misi suci agama Islam.

Jihad dengan niat ingin mati syahid adalah kesalahan yang mendasar, niat itu hanya boleh karena Tuhan (Allah).

Renungan

Sabda Rosul Muhammad SAW setelah melakukan perang Badar yang begitu dasyat, beliau dengan dinginnya mengatakan “kita baru saja melakukan perang yang kecil,masih ada perang yang sangat besar yang harus kita hadapi”, tentu mengundang respon yang spontan dari para sahabat, lalu para sahabat menanyakan pada rosul “perang apa itu ya rosulalloh?”, lalu rosul menjawab “perang melawan diri kita sendiri,melawan nafsu kita sendiri”.Jadi sebenarnya yang perlu kita teror itu adalah kebodohan kita sendiri, kekotoran jiwa kita sendiri. Jika manusia sadar akan hal besar ini maka semuanya akan sibuk membenarkan prilaku diri sendiri untuk sebuah cita “budi utama jasmani sempurna”.

Related

Pintu Inspirasi 508602888698616252

Facebook

Hot in week

Comments

Jadwal Shalat


jadwal-sholat

VIDEO

Video : Kajian Akhir Zaman

item