Ayyasy, Kembali Islam setelah Murtad (Bagian 1)
AYYASY bin Abi Rabiah masih kerabat Nabi SAW dan memeluk Islam pada masa-masa awal. Ketika akan hijrah ke Madinah, ia berencana berangkat bertiga dengan Umar bin Khaththab dan Hisyam bin Ash, dan bertemu di lembah Tanadhib, 6 mil dari Makkah. Tetapi Hisyam dihalangi dan disiksa oleh kaum kafir Quraisy, sehingga mereka hanya berangkat berdua.
Setelah beberapa saat tiba di Quba, Abu Jahal bin Hisyam dan Harits bin Hisyam, yang masih saudara sepupunya datang membawa berita bahwa ibunya bersumpah tidak akan menyisir rambutnya bertemu dengannya, tidak akan berteduh dari panas matahari hingga melihat wajahnya. Mendengar hal itu, Ayyasy menjadi kasihan dengan ibunya, iapun bermaksud kembali ke Makkah.
Tetapi Umar mengingatkannya, bahwa itu hanyalah tipu muslihat orang kafir agar ia meninggalkan agama Islam. Karena cintanya kepada sang ibu, Ayyasy berkata, “Aku akan kembali dan melaksanakan sumpah ibuku itu, sekaligus aku akan mengambil hartaku yang kutinggalkan di Makkah.”
Sekali lagi Umar mengingatkan akan kelicikan muslihat orang kafir Quraisy, bahkan ia menjanjikan membagi dua hartanya dengan Ayyasy asalkan tidak kembali ke Makkah. Tetapi Ayyasy telah berketetapan hati kembali demi ibunya yang sangat dicintai dan dihargainya.
Akhirnya Umar merelakan sahabatnya tersebut kembali, tetapi ia memberikan untanya yang penurut kepada Ayyasy, dengan pesan , jika sewaktu-waktu ia melihat gelagat tidak baik, hendaknya ia memacu unta tersebut kembali ke Madinah.
Mereka bertiga kembali ke Makkah. Dan seperti yang dikhawatirkan Umar, Abu Jahal dan Harits memperdaya Ayyasy, tidak lama setelah mereka meninggalkan batas Madinah. Abu Jahal berkata, “Wahai keponakanku, demi Allah, ontaku ini sudah sangat kepayahan. Maukah engkau memboncengkan aku di punggung ontamu?” “Boleh!” Kata Ayyasy, tanpa prasangka apapun.
Kemudian ia menderumkan untanya, dan Abu Jahal naik di belakang Ayyasy.
Tetapi seketika itu ia mendekap tubuh Ayyasy dengan erat, dan Hisyam mengeluarkan tali yang telah dipersiapkannya, dan mengikat Ayyasy dengan erat.
Mereka membawanya ke Makkah dalam keadaan terikat. Sampai di Makkah, ia disiksa dengan hebat dan dipaksa untuk murtad, sehingga akhirnya ia menuruti kemauan mereka. Hal yang sama terjadi pada Hisyam bin Ash yang terpaksa murtad karena beratnya siksaan yang ditimpakan kepada mereka.
BERSAMBUNG
Referensi: 101 Sahabat Nabi/Hepi Andi Bustomi/Pustaka Al-Kautsar